TANGGAMUS -- Pemerintah Kabupaten Tanggamus melakukan Penandatanganan memorandum of Understanding (MoU) dengan Balai Pengelolaan Daerah Aliran Sungai dan Hutan Lindung (BPDASHL) Way seputih way sekampung Lampung, juga dilakukan kerjasama penandatanganan perjanjian kerjasama Dinas Lingkungan Hidup dengan BPDASHL WSWS. kegiatan ini dilaksanakan bertempat di ruang rapat utama (Rupatama) sekretariat pemkab setempat.
Hadir langsung dalam MoU tersebut, bupati Tanggamus Hj. Dewi Handajani,SE.,MM, di dampingi staf ahli Bupati Firman Ranie, Asisten I Bidang Pemerintahan Faturrahman, Asisten II Bidang Ekobang Sukisno, asisten III Bidang administrasi Jonsen Vanesa, kemudian kepala BPDASHL WSWS Lampung Idi Bantara dan Kepala Seksi evaluasi BPDASHL Taufik Aulia, Bagian Hukum Setdakab, serta jajaran kepala Organisasi Perangkat Daerah (OPD) dilingkungan pemerintah Tanggamus. Rabu,29/07/2020.
Dalam sambutannya Bupati Tanggamus Hj. Dewi Handajani,SE.,MM mengatakan, penandatanganan MoU antara pemerintah Kabupaten Tanggamus dengan balai pengelolaan daerah aliran sungai dan hutan lindung (BPDASHL) way seputih way sekampung Lampung, diharapkan kedepan dapat mengembangkan kerjasama yang lebih spesifik dalam rangka upaya untuk mencegah kerusakan lingkungan dan bagaimana upaya dalam pemulihannya, kerusakan-kerusakan di lingkungan hutan mempunyai dampak yang cukup besar, ini di tandai di setiap tahun Tanggamus selalu di Landa berbagai bencana alam, dan ini saatnya semua pihak bahu-membahu untuk mencegah terjadinya bencana.
" Upaya kita saat ini tidak semata-mata hanya reboisasi hutan dengan menanam kayu, sesuai paparan kepala BPDASHL mengembangkan tanaman selain untuk berfungsi menjaga kelestarian lingkungan hidup, tetapi juga memiliki nilai ekonomis kedepannya, inilah yang akan kita coba kembangkan bersama-sama, untuk tanaman yang memiliki nilai ekonomi masyarakat, jadi lingkungan hutan terjaga dan ada hasil yang bisa dinikmati oleh masyarakat ini,"ucap Bupati.
Dalam menjalankan MoU ini, tanpa adanya mitra- mitra untuk bekerjasama, ada dua upaya yang harus di lakukan yakni mencegah dan memelihara, sehingga nantinya akan meningkatkan pendapatan dari hutan tersebut. Jangan hanya menanam pohon saja, upayakan bagaimana ada nilai ekonomis yang bisa di hasilkan dari upaya menanam pohon serta dalam menjaga kelestarian alamnya.
Tentu, dalam hal ini Pemkab Tanggamus sangat berterimakasih atas kerja sama serta kemitraan yang tengah di bangun, nantinya akan ada lebih banyak lagi berbagai bidang sektor yang bisa di kembangkan, harus ada nilai ekonomis yang harus bisa untuk di tawarkan kepada masyarakat tersebut. Kondisi geografis wilayah Tanggamus cukup rentan terjadinya bencana alam seperti longsor, banjir, dan sebagainya, upaya yang bisa semua pihak bisa lakukan adalah harus berupaya menjaga khususnya di bagian hulu sungai dimana hutan jangan sampai mengalami gundul yang dapat berpengaruh kepada ekonomi masyarakat apabila terjadi suatu bencana alam, sehingga anggaran yang ada dapat dikelola untuk kebutuhan di lain bidang.
" Kita akan selalu berkomitmen dengan adanya penandatanganan MOU ini, tetapi kita juga harus tetap satu tujuan agar masyarakat bisa sejahtera, dan lebih baik serta maju kedepannya, semoga nanti akan lebih banyak lagi produk - produk yang dihasilkan dari Kabupaten Tanggamus ini, dan saya juga meminta kepada jajaran OPD-OPD agar supaya lebih gencar dalam menjalin suatu kemitraan pada saat bekerja sama dengan yang pihak lainnya,"tandasnya.
Sementara itu, kepala BPDASHL way seputih way sekampung Provinsi Lampung Idi Bantara pun menyampaikan, untuk wilayah kabupaten Tanggamus ini salah satu permasalahannya berada di hulu sungai dalam suatu ekosistem yang harus terus di lestarikan. Di Tanggamus ini seperti yang disampaikan Bupati adalah kawasan hutan, maka itu peluang bisnisnya pun cukup sangat besar dari hutan tersebut, kemudian kebijakan Bupati selaku kepala daerah dalam rangka penguatan ekonomi yang berbasis ekonomi.
" Semoga dengan kehadiran ibu bupati di Tanggamus ini selaku pimpinan daerah, bisa menjadi semangat baru khususnya bagi kami untuk menjadi barometer utama di BPDASHL WSWS, hutan di Tanggamus sebanyak 50 persen juga didukung oleh Hkm dan telah menjadi mitra yang baik bagi kami sampai saat ini,"ujar Idi Bantara.
Salah satu contoh seperti Tanaman kayu jenis Sengon, saat ini sungguh sangat luar biasa yang ada di Tanggamus, serta telah menjadi industri kekuatan, ini juga sebagai sebuah ukuran untuk menjaga hutan dan melestarikan Ekosistem dari pada hutan itu sendiri. Ditahun 2019 kemarin pihaknya telah melakukan penanaman sebanyak 2.900 juta lebih batang kayu, itu semua untuk tetap menjaga kelestarian hutan kita.
" Dan di Lampung ini, khususnya Tanggamus sangat terkenal dimana-mana untuk kopinya, ini adalah aset yang sangat berharga hasil dari kekayaan alam di Tanggamus yang cukup melimpah, serta ini harus terus dikembangkan agar lebih baik lagi,"pungkasnya.
Diakhir kegiatan ini juga di serahkan bantuan berupa pembangunan kebun bibit desa (KBD) untuk daerah pasca banjir longsor di kecamatan semaka sebanyak 3 unit/kelompok dari BPDASHL way seputih way sekampung Lampung serta diserahkan Cindera Mata. (Kominfo)