Upacara Peringatan Hari Pahlawan dan Hari Kesehatan Nasional (HKN) ke-61
TANGGAMUS—Di bawah langit November yang membawa ingatan sejarah, Wakil Bupati Tanggamus, Agus Suranto, menyerukan sebuah refleksi mendalam tentang makna kepahlawanan masa kini. Dalam upacara gabungan peringatan Hari Pahlawan dan Hari Kesehatan Nasional (HKN) ke-61, ia menegaskan sebuah pesan yang menggetarkan: "Jika kita tidak bisa menjadi Pahlawan bagi negeri, maka jadilah Pahlawan bagi diri sendiri, Pahlawan bagi keluarga, dan lingkungan." Pesan ini menjadi jangkar bagi semangat pengabdian dan investasi kesehatan sebagai benteng kokoh menuju Indonesia Emas 2045.

Upacara gabungan yang khidmat ini digelar Pemerintah Kabupaten (Pemkab) bersama Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) di Lapangan Pemda Tanggamus, Komplek Perkantoran Pemda Tanggamus, Pekon Kampung Baru Kecamatan Kotaagung Timur
Acara yang berlangsung pada Senin, 10 November 2025 ini dihadiri oleh jajaran penting, termasuk Dandim 0424/Tanggamus (diwakili Pasilog Kapten Cku Saleh Umar), Kapolres Tanggamus (diwakili Kasatbinmas AKP Bambang Purwadi), perwakilan Kejaksaan Negeri, Pengadilan Negeri (Hakim Hendra Wahyudi, S.H.), Pengadilan Agama (Dr. Ahmad Kholil R., S.Ag., M.H.), Danpos TNI AL (Lettu Laut Ahmad Yani), serta Para Anggota DPRD, Asisten, Staf Ahli, dan Kepala OPD jajaran Pemda Tanggamus
Membacakan sambutan Menteri Sosial RI, Wakil Bupati Agus Suranto mengajak hadirin menundukkan kepala penuh hormat mengenang mereka. Beliau menyebut para pahlawan bukan sekadar "nama yang terukir di batu nisan," melainkan "cahaya abadi yang menerangi jalan bangsa hingga hari ini." Kemerdekaan, tegasnya, adalah hasil tempaan kesabaran, keberanian, kejujuran, kebersamaan, dan keikhlasan—bukan anugerah yang jatuh dari langit.
Beliau menggarisbawahi tiga pilar keteladanan pahlawan yang harus diteruskan:
Kesabaran Pahlawan: Mereka sabar menempuh ilmu, menyusun strategi, menunggu momentum, dan membangun kebersamaan di tengah segala keterbatasan. Dari kesabaran yang ditempa waktu dan keikhlasan inilah lahir kemenangan.
Semangat Mengutamakan Bangsa: Setelah merdeka, para pendahulu memilih kembali ke rakyat untuk mengajar, membangun, dan melanjutkan pengabdian, tanpa berebut jabatan atau menuntut balasan. Di situlah letak kehormatan sejati.Pandangan Jauh ke Depan: Perjuangan mereka adalah ibadah untuk generasi yang akan datang. "Darah dan air mata mereka adalah do'a yang tak pernah padam. Menyerah berarti meninggalkan amanah," tutur Wabup.Perjuangan dengan Ilmu dan Empati
Perjuangan hari ini, lanjutnya, beralih dari bambu runcing menjadi ilmu, empati, dan pengabdian. Semangatnya tetap sama: membela yang lemah, memperjuangkan keadilan, dan memastikan tiada anak bangsa yang tertinggal dari arus kemajuan. Semangat ini selaras dengan Asta Cita Presiden Prabowo Subianto dalam memperkuat ketahanan nasional dan membangun manusia Indonesia yang sehat, cerdas, dan berdaya. Kesehatan: Mahkota Tak Kasat Mata Menuju Indonesia Emas Transisi perjuangan ini disambungkan dengan peringatan Hari Kesehatan Nasional ke-61 pada 12 November, yang mengusung tema “Generasi Sehat, Masa Depan Hebat.” Kesehatan, ditekankan, tidak hanya dimaknai sebagai bebas dari penyakit, melainkan mahkota tak kasat mata dan modal dasar untuk tumbuh, berinovasi, dan berkarya.
Wakil Bupati menyoroti Program Hasil Terbaik Cepat (PHTC) Presiden Prabowo sebagai motor penggerak transformasi kesehatan, dimanifestasikan melalui inisiatif Cek Kesehatan Gratis. Tema ini menegaskan bahwa investasi terbesar bangsa adalah pada kesehatan generasinya, terutama generasi muda yang akan menjadi penerus dan penggerak Indonesia Emas 2045. Menutup sambutannya, beliau mengajak seluruh insan kesehatan dan masyarakat Tanggamus untuk bekerja dengan "Budaya Jalan Lurus."
"Mari kita terus berjuang, berkarya, dan bekerja, agar bara api perjuangan para pahlawan tidak pernah padam. Kini giliran kita menjaga api itu. PAHLAWANKU TELADANKU, TERUS BERGERAK, MELANJUTKAN PERJUANGAN."
